9 research outputs found

    PERBAIKAN MANAJEMEN PAKAN DENGAN PENGGUNAAN LIMBAH PERTANIAN PADA PETERNAKAN BABI DI DESA BAUMATA TIMUR

    Get PDF
    Masalah yang dihadapi kelompok Tani di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam memelihara ternak babi adalah produktivitas dan jumlah pemeliharaan sedikit (1-5 ekor), waktu pemeliharaan lama (>6bl). Penyebab permasalahan tersebut adalah biaya pakan tinggi akibat mengandalkan pakan komersial yang harganya relative mahal serta terus meningkat.  Manajemen pemeliharaan ternak babi belum optimal : pemanfaatan limbah pertanian belum optimal, bahan pakan alternative belum dilakukan dengan baik, dikarenakan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) khususnya pengolahan bahan limbah ataupun bahan alternative belum diketahui secara benar dan tepat.  Mengolah bahan limbah pertanian secara fermentasi dapat meningkatkan kualitas (protein, kecernaan dan palatabilitas) dari bahan pakan tersebut.  Penggunaan bahan pakan limbah atau bahan pakan alternative yang telah diolah secara fermentasi dapat mengurangi penggunaan pakan konvensional sehingga lebih ekonomis.  Solusi yang ditawarkan adalah perbaikan manajemen pemeliharaan ternak babi : a) Cara mengolah limbah pertanian menjadi bahan pakan alternative; b) Cara mencampur bahan pakan terfermentasi sebagai  komponen pakan komplit, c). Cara pengelolaan kesehatan lingkungan kandang, cara melakukan perhitungan ekonomi usaha ternak babi.    Evaluasi dilakukan : tingkat ketrampilan dengan indikator: keberhasilan dalam membuat bahan pakan fermentasi, kebenaran membuat pakan campuran dengan komponen bahan pakan terfermentasi, cara pemberian pakan, pengelolaan kesehatan ternak dan lingkungan.  Hasil yang dicapai :  terjadi peningkatan ketrampilan dalam pemeliharaan ternak dalam pengelolaan penyediaan pakan berkualitas dan pakan yang dihasilkan lebih ekonomis. Kata kunci: babi, limbah pertanian, kualitas pakan   ABSTRACT  The problems faced by farmer groups in Baumata Timur Village, Taebenu District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara (NTT) in raising pigs are productivity and low maintenance amounts (1-5 head), long maintenance time. The cause of this problem is the high cost of feed due to relying on commercial feed which is relatively expensive and continues to increase. Management of pig raising is not optimal: utilization of agricultural waste is not optimal, alternative feed ingredients have not been carried out properly, because the knowledge and technology (IPTEK), especially the processing of waste materials or alternative materials, are not known correctly and precisely. Processing agricultural waste by fermentation can improve the quality (protein, digestibility and palatability) of the feed ingredients. The use of waste feed ingredients or alternative feed ingredients that have been processed by fermentation can reduce the use of conventional feed so that it is more economical. The solution offered is to improve the management of pig raising: a) How to process agricultural waste into alternative feed ingredients; b) How to mix fermented feed ingredients as a complete feed component, c). How to manage the environmental health of the pen, how to carry out economic calculations for pig farming. Evaluation is carried out: skill level with indicators: success in making fermented feed ingredients, the truth of making mixed feed with fermented feed ingredients components, how to feed, livestock health management and the environment. The results achieved: there is an increase in skills in raising livestock in the management of providing quality feed and the resulting feed is more economical.  Key words: pigs, agricultural waste, feed qualit

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) yang ditambahkan Larutan Em-4 Melalui Air Minum terhadap Konsumsi Serta Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Induk Babi Sedang Bunting

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik babi induk sedang bunting yang diberi ekstrak daun katuk (Sauropus androgynous L. Merr) melalui air minum. Ternak percobaan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 12 ekor induk babi bunting dengan bobot badan antara 121-125 kg (rata-rata 122,5 kg dan berkoefisien variasi 1,46%). Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini, yaitu R0 = pemberian air minum tanpa larutan ekstrak daun katuk, R1 = 60 gram ekstrak daun katuk dalam 5 ml EM-4/1 liter air minum, R2 = pemberian 120 gram ekstrak daun katuk dalam 5 ml EM-4/1 liter air minum, dan R3 = pemberian 180 gram ekstrak daun katuk dalam 5 ml EM-4/1 liter air minum. Variabel yang diteliti adalah konsumsi serta kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering dan bahan organik ransum, tetapi meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik dengan sangat nyata (P<0,01). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah pemberian ekstrak daun katuk segar sebanyak 120-180 gram dapat meningkatkan kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik induk babi bunting

    Penerapan Penggunaan Daun Kelor Dalam Sistem Pakan Basah (Liquid Feeding) Untuk Meningkatkan Kesehatan Dan Produksi Ternak Babi

    Get PDF
    ABSTRACT A community service has been carried out in Baumata Timur Village, Taebenu District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara (NTT). The problem faced is the low level of knowledge and technology in the health management of pigs so that it is found that many of their pigs have died (> 40%) of which no one has used local ingredients such as Moringa leaves as a supplement in their pig feed. Low production and high mortality in pigs are caused by factors of nutritional deficiencies and an unhealthy environment, so that quality feed ingredients are needed, have economic value, and maintain the cleanliness of environmental livestock. The solutions offered and implemented are improvement of feed management and health of pigs including: a) Preparation procedures, quality feed ingredients from Moringa leaves; b). mixing liquid feeds; c) Procedures for managing livestock and environmental health. The methods used are: counseling and management practices of feed and health of pigs. The results of extension activities and practice of making economical feed, techniques for making quality liquid feed and management of pig health management can be carried out properly. It can be concluded that knowledge about feed management and pig health for farmer farmer communities in Manefu and Neketuka hamlet, East Baumata village increases in pig raising.   ABSTRAK Suatu pengabdian kepada masyarakat telah dilaksanakan di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).  Masalah yang dihadapi, adalah rendahnya pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan kesehatan ternak babi sehingga dijumpai banyak ternak babi mereka mengalami kematian (>40%) dari belum ada yang memanfaatkan bahan lokal seperti daun kelor sebagai suplemen dalam pakan babinya. Produksi yang rendah dan kematian yang tinggi pada ternak babi disebabkan factor kekurangan nutrisi dan lingkungan yang tidak sehat, sehingga    dibutuhkan bahan pakan yang berkualitas, bernilai ekonomis, dan menjaga kebersihan ternak lingkungan.  Solusi yang ditawarkan dan diterapkan adalah perbaikan manajemen pakan dan kesehatan ternak babi meliputi : a) Tata cara penyiapan, bahan pakan berkualitas dari daun kelor; b). mencampur liquid feed  ; c) Tata cara pengelolaan kesehatan ternak dan lingkungan.  Metode yang digunakan adalah: penyuluhan dan praktek manajemen pakan dan kesehatan ternak babi. Hasill kegiatan penyuluhan dan praktek membuat pakan ekonomis, teknik membuat liquid feed berkualitas dan manajemen pengelolaan kesehatan babi dapat terlaksana dengan baik.  Dapat disimpulkan pengetahuan tentang manajemen pakan dan kesehatan ternak babi bagi masyarakat petani peternak di kelompok masyarakat Dusun Manefu dan Neketuka Desa Baumata Timur meningkat dalam pemeliharaan ternak babi

    PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DALAM RANSUM BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN UKURAN LINEAR TUBUH DAN INCOME OVER FEED COST PADA BABI

    Get PDF
    A study has been conducted in the village of East Baumata, District Taebenu, Kupang, for 8 weeks from the date of 11 February to 7 April 2016. The purpose of this study was to know the effect of adding turmeric powder (Curcuma domestica, Val) in the basal ration  to gain linear body size and Income Over Feed Cost in pigs. The material used in this study was 12  landrace famale pigs aged 2 to 3 months with variations in weight from 8,50 - 15.00 kg, and the coefficient of variation of 23,32%. The feed material used was corn, rice bran, 157 concentrates, fish powder, turmeric powder, moringa flour, mineral-10 and coconut oil. The method used in this study was randomized block design (RAK) with 4 treatments and 3 replications. The treatments tested were: R0: basal ration without turmeric powder (control), R1: basal ration + 0,25% turmeric powder, R2: basal ration + 0,50% turmeric powder, R3: basal ration + 0,75% turmeric powder. ANOVA analysis results showed that the treatment effect was not significant (P> 0.05) on the size of the linear body and Income Over Feed Cost crossbreed Landrace pigs. This proves that the addition of turmeric powder at 0,25%, 0,50% and 0,75% in the basal ration showed the same effect to gain linear body size and Income Over Feed Cost. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica, Val) dalam ransum basal terhadap pertambahan ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost pada babi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi betina peranakan landrace umur 2 sampai 3 bulan dengan kisaran berat badan 8,50 - 15.00 kg, dan koefisien variasi 23,32%. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, dedak padi, konsentrat 157, tepung ikan, tepung kunyit, tepung kelor, mineral-10 dan minyak kelapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah : R0: Ransum basal tanpa tepung kunyit (kontrol), R1: Ransum basal  + tepung kunyit 0,25%, R2: Ransum basal  + tepung kunyit 0,50%, R3: Ransum basal  + tepung kunyit 0,75%. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost ternak babi peranakan Landrace. Hal ini membuktikan bahwa penambahan tepung kunyit pada level 0,25%, 0,50% dan 0,75% dalam ransum basal menunjukkan pengaruh yang sama pada pertambahan ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost

    PENGARUH PENGGANTIAN KACANG HIJAU DENGAN BIJI ASAM TERFERMENTASI TERHADAP KARKAS, LEMAK ABDOMINAL DAN KOLESTROL AYAM BROILER

    Get PDF
    The study aimed at evaluating the mung bean substitution with fermented tamarind seeds on  broiler carcass, abdominal fat and cholesterol. A completely randomized design with 4 treatments and 4 replicates was applied in this study. The feed treatments offered were R0: Control feed; R1: Feed containing TBAF (fermented tamarind seeds) substitutted with 8% mung bean; R2: Feed containing TBAF substituted with 10% mung bean; and R3: Feed containing TBAF substituted with 12% mung bean. Substituting mung bean with fermented tamarind seeds had significantly (P<0,01) decreased carcass weight and meat cholesterol. A significant reduction (p<0.05) also noted for both carcass percentage and abdominal fat percentage. It can be concluded substitution of mung bean with 8-12% fermented tamarind seeds had reduced carcass weight and percentage, abdominal fat weight and percentage, and meat cholesterol content of broilers. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian kacang hijau dengan tepung biji asam terfermentasi terhadap karkas, lemak abdominal dan kolesterol daging ayam broiler. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah, R0: Ransum Kontrol; R1: Ransum mengandung TBAF (tepung biji asam terfermentasi) menggantikan 8% tepung kacang hijau; R2: Ransum mengandung TBAF menggantikan 10% tepung kacang hijau; dan R3: Ransum mengandung TBAF menggantikan 12% tepung kacang hijau. Hasil penelitian berpengaruh sangat nyata (P<0,01) menurunkan berat karkas dan kadar kolesterol daging; berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan persentase karkas, lemak abdominal dan persentase lemak abdominal. Kesimpulannya bahwa, penggantian 8-12% kacang hijau dengan TBAF dalam ransum menurunkan berat karkas, persentase karkas, berat lemak abdominal dan persentase lemak abdominal serta kadar kolesterol daging

    ANALISIS USAHA TERNAK BABI LANDRACE YANG DIBERI RANSUM BASAL DENGAN PENGGUNAAN TEPUNG DAUN SINGKONG (Manihot utilissima) TERFERMENTASI

    Get PDF
    The objective of the study was to determine net income, additional benefits from the use of fermented cassava flour, break even Point (BEP), pay back period (PBP), revenue cost ratio (R/C) of pig business fed with fermented cassava flour substitute in basal ration. The animals used in this study were 12 pigs aged 4-5 months with weight 28-44 kg (KV = 15.29%). This study used Randomized Block Design (RAK) with four treatments and three replications. The treatments were R0: 100% Basal ration, R1: 95% Basal ration + 5% fermented cassava flour, R2: 90% Basal ration + 10% cassava fermented starch, R3: 85% Basal rations + fermented cassava flour 15%. Parameters measured are net income, partial budget, break even point (BEP), pay back period (PBP), revenue cost ratio (R/C). The data analysis used is income analysis, partial budget analysis, and business feasibility analysis using PBP and R/C. The results showed that the treatment had no significant effect (P <0,05) on net income and the additional benefit obtained at treatment R1. In BEPproduction, the sale of livestock products 10 tail can pay back the business capital and BEPharga is less than the market price. In PBP the capital is returned in the 3rd period and the R/C obtained is 1.3 meaning if issued Rp1.- it will be obtained Rp0.3 so it is concluded that the business is profitable. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pendapatan bersih, keuntungan tambahan dari penggunaan tepung daun singkong terfermentasi, break even point (BEP), pay back periode (PBP), revenue cost ratio (R/C) dari usaha ternak babi yang diberi pakan pengganti tepung daun singkong terfermentasi dalam ransum basal. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi yang berumur 4-5 bulan dengan berat badan 28–44 kg (KV=15,29%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah  R0: 100% Ransum basal, R1: 95% Ransum basal + tepung daun singkong terfermentasi 5%, R2: 90% Ransum basal + 10% tepung daun singkong terfermentasi, R3: 85% Ransum basal + tepung daun singkong terfermentasi 15%. Parameter yang diukur yaitu pendapatan bersih, anggaran parsial, break even point (BEP), pay back periode (PBP), revenue cost ratio (R/C). Analisis data yang digunakan adalah analisis pendapatan, analisis anggaran parsial, dan analisis kelayakan usaha dengan menggunakan PBP dan R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap pendapatan bersih dan keuntungan tambahan yang diperoleh pada perlakuan R1. Pada BEPproduksi, penjualan produk ternak 10 ekor dapat mengembalian modal usaha dan BEPharga lebih kecil dari harga dipasaran. Pada PBP  modal dikembalikan pada periode ke 3 dan R/C yang diperoleh adalah 1,3 artinya jika dikeluarkan Rp1.- maka akan diperoleh Rp0,3 sehingga disimpulkan bahwa usaha tersebut menguntungkan

    PENGARUH PENGGANTIAN DEDAK PADI DENGAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN PROTEIN DAN ENERGI TERNAK BABIPENGARUH PENGGANTIAN DEDAK PADI DENGAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN PROTEIN DAN

    No full text
    The aim of the study is to evaluate effect of substituting rice bran with fermented banana corm (FBC) in the diet on intake and digestibility of protein and energy in pigs. There were 12 starter landrace crossbred (6 weeks old) with 11-21 kg, average. 15.42kg (CV 25.42%) initial body weight used in the trial. Block design of 4 treatments with 3 replicates procedure was applied. The 4 treatment diets were formulated as R0: control diet (0% FBC); R1: diet containing FBC substituting 33.3% rice bran; R2: diet containing FBC substituting 66.7% rice bran; and R3: diet containing FBC substituting 100% rice bran. The results showed that effect of treatment is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of protein and energy in pigs; and there is no significant (P>0.05) difference between R0 with R1, R2 and R3 but there is significant (P<0.05) difference between R1 with R2 and R3 on intake energy. The conclusion is that fermented banana corm can substitute 100% (21% of the diet) rice bran in starter diet. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian dedak padi dengan tepung bonggol pisang kepok terfermentasi (TBPKF) dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan protein dan energi. Penelitian ini menggunakan 12 ekor anak babi peranakan Landrace fase starter (umur 6 minggu), dengan bobot badan berkisar antara 11-21 kg dengan rata-rata 15,42kg (KV 25,69%). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan diberi R0 : Ransum kontrol 0% Tepung Bonggol Pisang Kepok terfermentasi. R1: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 33,3% dedak padi. R2: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 66,7% dedak padi. R3: Ransum mengandung TBPKF sebagai pengganti 100% dedak padi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap konsumsi protein, kecernaan protein dan kecernaan energi; tidak ada perbedaan antara R0 dengan R1, R2 dan R3, namun ada perbedaan nyata (P<0.05) antara R1 dibandingkan R2 dan R3, terhadap konsumsi energi. Kesimpulanya bahwa tepung bonggol pisang kepok terfermentasi dapat menggantikan dedak padi sampai 100% (21% dalam ransum)

    EFISIENSI PAKAN DAN KUALITAS KARKAS BABI YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI LARUTAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DALAM “LIQUID FEEDING” (Feed eficiency and pigs carcass quality wich gets supplementation of moringa oleifera solution in liquid feeding)

    No full text
    The study aimed at evaluating the effect supplementation of moringa (Moringa oleifera. L) leaves solution into liquid feeding on feed efficiency and carcass quality in landrace crossbred  growing-finishing pig. There were 12 barrows with 18 – 45 (average 29.17) kg, CV 24,17% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treaments with 3 replicates pocedures were applied in the study. The 4 treatment diets offered in the trial were: T0 = basal diet (control) T1 = basal diet + Moringa leaves colution 5%; T2 = basal diet + Moringa solution 10%; and T3 = basal diet + Moringa solution 15%. Variables evaluiated in the study were: Feed efficiency, carcass quality (carcass weight, carcass percentage, loin eye area and bact fat). Results this study shows the treatment of moringa leaf solution supplementation markedly into liquid feeding is not significant (P>0.05) increased on feed efficiency, carcass weight and loin eye area but significant increased (P>0.05) on carcass percentage and reduced back fat thickness. The conclusion: the treatment of moringa leaf solution has the tendency to increase feed efficiency and can improve the quality of the carcass by increasing the loin eye area and decreasing the thickness of back fat. It was concluded that moringa leaf supplementation in liquid feeding > 10% of the feed can improve carcass quality.Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” terhadap efisiensi pakan dan kualitas karkas babi peranakan landrace fase grower-finisher. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi dengan berat badan awal 18 - 45 kg (rata-rata 29,17kg; KV= 24,17%). Metode yang digunakan adalah  rancangan acak kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yakni R0 = Basal liquid tanpa larutan daun kelor (kontrol); R1 = Basal + larutan daun kelor 5%; R2 = Basal + larutan daun kelor 10%; dan R3 = Basal + larutan daun kelor 15%. Variabel yang diteliti adalah: efisiensi pakan, berat karkas, persentase karkas, luas daging mata rusuk (loin eye area) dan tebal lemak punggung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” meningkatkan efisiensi pakan, berat karkas dan luas daging mata rusuk secara tidak nyata (P>0,05), namun  nyata (P<0,05) meningkatkan persentase karkas dan menurunkan tebal lemak punggung. Disimpulkan bahwa suplementasi larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” >10% dari pemberian pakan dapat memperbaiki kualitas karkas

    Pemberian Gamal Tambahan dalam Ransum Meningkatkan Neraca Nitrogen dan Populasi Mikrob Proteolitik Rumen Sapi Bali (ENHANCEMENT PROVISION OF GLIRICIDIA SEPIUM IN DIET INCREASE NITROGEN BALANCE AND POPULATION OF RUMEN PROTEOLITIK MICROORGANISM OF BALI CATT

    Get PDF
    This research aimed to study the effect of different forage composition in diet on nitrogen balance andmicrobial population of Bali cattle. Randomized Block Design consisted of four feed treatments with 3block of weight live as replicates were used in this study. Body weight of male bali cattle used rangedbetween 181-265 kg. These four treatments based on dry matter were: A (45% elephant grass + 0% ricestraw + 15% glyricidia + 10% calliandra + 30% concentrate); B (30% elephant grass +10% rice straw + 20%glyricidia + 10% calliandra+ 30% concentrate) ; C (15% elephant grass +20% rice straw + 25% glyricidia+10% calliandra + 30% concentrate) and D (0%elephant grass + 30% rice straw + 30% glyricidia + 10%calliandra+ 30% concentrate) . Variables measured were nitrogen balance and rumen microbial population.The collected data were analyzed by analysis of variance. The result showed that nitrogen intake in cattlefed with diet C was significantly (P<0.05) higher than these in other treatments and nitrogen retention(P<0.05) was significantly higher as compared to those fed with diet A. Amylolytic and cellulolytic bacterialpopulations were not significantly different (P>0.05) among all treatments, but the population of proteolyticbacteria was found the lowest (P<0.05) in cattle fed with diet A. It can be concluded that increasedglyricidia and rice straw in the diet could increased nitrogen intake, nitrogen retention and proteolyticbacterial population
    corecore